Umumnya keguguran terjadi pada usia kehamilan di bawah 13 minggu. Ditandai dengan rasa mulas, perdarahan, sakit perut, dan sebagian jaringan keluar. Serviks (mulut rahim) dalam keadaan terbuka dan teraba sisa jaringan serta uterus (rahim) berukuran lebih kecil dari seharusnya.
Bila keguguran ini terjadi berulang kali atau lebih dari 3 kali berturut-turut disebut abortus habitualis. Namun demikian, kasus ini jarang terjadi.Kejadiannya kira-kira 0,4 persen dari kehamilan.
Penyebab abortus habitualis lebih dari 40 % tidak diketahui.
Biasanya, bila keguguran berulang hingga tiga kali atau lebih, dokter akan melakukan investigasi, baik pada suami maupun istri. Untuk mengetahui penyebabnya secara lebih pasti, dokter harus melakukan beberapa pemeriksaan, kenapa ia bisa aborsi.
Pada suami akan diperiksa kualitas spermanya. Sedangkan pada wanita akan dilihat faktor anatominya; terdapat infeksi atau tidak, dan kualitas sel telurnya. Selain dilakukan pemeriksaan darah, baik pada suami maupun istri, juga dilakukan pemeriksaan USG untuk istri. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan kromosom, selain juga kadar hormon progesteron serum pada si ibu, kadar antibodi terhadap TORCH, kadar gula darah, dan kadar hormon tiroid.
Untuk mengetahui adanya infeksi TORCH pada daerah mulut rahim ini dilakukan dengan cara pengambilan contoh lendir mulut rahim, lalu dilakukan pemeriksaan terhadap keberadaan mikroorganisme yang abnormal. Untuk pemeriksaan TORCH dilakukan analisis yang lebih mendalam. Sebab, abortus hanya diakibatkan oleh infeksi yang baru terjadi dan bukan oleh infeksi yang telah lampau.
Sementara pemeriksaan pada kasus hormon progesteron, akan dilihat jumlahnya. Hormon progesteron dianggap sebagai hormon yang dapat melindungi kehamilan. Nah, berdasarkan hasil penelitian, kalau hormon ini kurang dari 18,9 maka si ibu menghadapi ancaman keguguran 4 kali lipat lebih besar dibandingkan pasien yang memiliki hormon progesteron di atas 20. Jadi, bila kurang dari jumlah tersebut, langsung disuntik Beta HCG untuk merangsang hasil progesteron.
Sementara alat bantu ultrasonografi (USG) digunakan untuk mengetahui bentuk dan ukuran rahim, juga adakah mioma di dinding rahim atau polip rongga rahim. Jika terdapat kecurigaan adanya sekat pada rahim, dapat digunakan alat bantu teropong atau histeroskopi.
Sindrom Antifosfolipid (APS) juga bisa menyebabkan keguguran berulang. Pada APS, aliran darah si ibu menjadi kental sehingga suplai oksigen untuk janin tidak memadai. Akibatnya, janin meninggal.
APS merupakan kumpulan gejala penyakit yang terkait dengan kerusakan beberapa organ akibat tidak terkendalinya antibodi terhadap unsur fosfolipid dalam tubuh. Fosfolipid adalah unsur penting, karena merupakan bagian utama dari dinding sel. Fosfatidil serin, fosfatidil inositol, asam fosfatidat, dan kardiolipin, merupakan fosfolipid yang bermuatan negatif, sedangkan fosfatidilkolin dan fosfatidil etanolamin bermuatan netral. Oleh karena kelainan tertentu maka tubuh akan membentuk zat antibodi yang kemudian akan menyerang atau merusak secara spesifik terhadap unsur fosfolipid ini, terutama fosfolipid bermuatan negatif. Dalam hal ini kerusakannya akan membawa dampak yang sangat buruk.
Dalam kondisi normal, antibodi yang merupakan suatu senyawa protein di dalam tubuh, bekerja dalam sistem pertahanan. Fungsinya adalah menghancurkan benda asing (bakteri atau virus) yang dianggap dapat mengancam tubuh. Pada kondisi tertentu, antibodi tersebut salah memilih musuhnya, dan menganggap bahwa senyawa fosfolipid (bagian dari membran sel) sebagai benda asing. Sehingga antibodi tersebut menyerang senyawa fosfolipid sel. Fenomena tersebut dinamakan terbentuknya sindrom antifosfolipid. Biasanya, kelainan ini ditemukan pada penderita penyakit lupus.
Meskipun demikian, pada sekitar 2 persen dari komunitas normal, ditemukan antibodi antifosfolipid dalam darah, tanpa diketahui penyebabnya. Lebih lanjut, ada beberapa hal yang diduga dapat mengakibatkan terjadinya APS, di antaranya infeksi bakteri, virus (hepatitis, HIV), parasit (malaria), juga dapat disebabkan oleh beberapa zat aktif dalam obat, semisal hidralazin, prokainamid, dan kina.
Dan ada penyebab lain keguguran yang berulang kali, yaitu seperti yang tertera di bawah ini :
1.Kelainan Zigot
Zigot adalah hasil pertemuan antara sperma dan sel telur. Zigot akan mengalami kelainan bila pembuahannya tidak sempurna, akibat kelainan sel telur atau sperma.Untuk menghasilkan zigot yang normal, diperlukan sel telur dan sperma yang normal dan berkualitas baik. Bila keduanya atau salah satunya tidak normal, akan menimbulkan kelainan-kelainan pada zigot.
Untuk melihat sperma atau sel telur yang normal dan berkualitas, harus dilihat lewat pemeriksaan di laboratorium. Misalnya, apakah spermanya terinfeksi, tidak berkualitas, atau belum matang. Bila salah satu dari ketiganya terdapat di sperma suami, akan menghasilkan zigot yang tidak berkualitas. Demikian pula dengan sel telur, akan diteliti, apakah terjangkit infeksi, gangguan hormon, kelainan-kelainan sel, dan sebagainya. Bila sel telur tidak normal akan menghasilkan zigot yang tidak normal.
Ketidaknormalan zigot akan menyebabkan sulit bagi zigot tersebut untuk mempertahankan keberadaannya di rahim sehingga mudah terjadi abortus. Bila ada kecurigaan penyebabnya adalah kelainan zigot, diperlukan pengobatan dan terapi. Bisa dengan obat, seperti penambahan hormon progesteron atau memperbaiki asupan makan yang lebih bergizi.
2.Kelainan fungsi endometrium/selaput lendir rahim.
Selaput lendir rahim berfungsi sebagai tempat di mana calon bayi bersarang. Bila tempat bersarangnya tidak normal, akan menyebabkan keguguran karena tempatnya tidak nyaman untuk berkembang. Penyebabnya bisa karena sipilis, infeksi virus rubella, klamidia, citomegalovirus, herpes, toksoplasma, mikroplasma, kelainan hormonal, gangguan nutrisi, kelainan imunologi, dan lainnya. Penanganannya tergantung dari penyebab masing-masing.
3.Kelainan anatomis dari rahim.
Bentuk kelainan pada rahim membuat kehamilan sulit berlangsung lama. Kelainan ini merupakan bawaan yang sudah terjadi sejak wanita menginjak usia dewasa, bahkan mungkin jauh sebelumnya. Kelainan ini menyebabkan bentuk rahim yang berbeda-beda, mulai dari rahim arkuatus, septus, rahim didelfis, dan rahim didelfis bivagina.
Rahim yang normal bentuknya melonjong mirip buah pear yang membuat zigot mudah bersarang hingga tumbuh menjadi janin. Tetapi pada rahim arkuatus, bagian atasnya mencekung ke dalam. Sementara pada rahim septus, bagian atasnya melancip ke dalam. Begitu juga dengan rahim didelfis, terdapat dua rahim dan satu vagina. Didelfis bivagina, memiliki dua rahim dan dua vagina. Pada rahim-rahim seperti di atas pembuahan tidak dapat terjadi sempurna karena janin menempel pada bagian lengkungan atau lancipan rahim sehingga janin akan mudah jatuh, keluar dari rahim dan terjadilah keguguran. Kelainan ini bisa dikoreksi, walau tidak seluruhnya, tergantung dari masing-masing kelainan tersebut.
Begitu juga jika rahim lemah atau inkompetentia serviks, yaitu serviksnya atau mulut rahim lemah sehingga tidak bisa menahan beban sehingga serviksnya membuka sendiri. Sehingga bayinya gugur di bawah usia 22 minggu. Pencegahannya bisa dengan melakukan pengikatan mulut rahim Shirodkar (di luar kehamilan) atau cara Mc Donald (dalam kehamilan).
4.Kelainan akibat penyakit
Selain kelainan anatomi, kelainan akibat penyakit, seperti mioma, polip, anemia, kencing manis yang tak terkontrol, kelainan gondok/tiroid, atau infeksi saluran kencing juga bisa menyebabkan keguguran berulang.
Konsultasi dengan Dokter Sebelum Hamil Lagi
Jika ingin hamil lagi setelah keguguran,biasanya dokter belum mengizinkan pasien hamil kembali. Apalagi pada kasus abortus habitualis, dokter harus meyakinkan dulu penyebabnya untuk penanganan lebih lanjut. Kalau sudah diketahui, kemudian penanganannya sudah bisa dilakukan dan kondisinya sudah oke, barulah dokter mengizinkan untuk hamil lagi.
Jadi, kalau ada kelainan, obati dulu. Kalau tidak mungkin diobati, dokter pasti akan berusaha meminimalkan risiko tersebut pada kehamilan dan janinnya. Lama tidaknya pengobatan tergantung kelainannya. Hamil kembali biasanya baru boleh dilakukan setelah mengalami 2 atau 3 kali haid normal atau 3 bulan setelah mengalami keguguran. Seperti halnya masa nifas, 3 bulan sesudah itu luka parut yang ada bisa sembuh. Dalam masa itu, diharapkan selaput lendir di rahim juga sudah normal kembali.
Tujuan pengaturan jarak ini agar tidak terjadi keguguran berulang. Bagaimanapun, keguguran selain akan menyakiti secara fisik juga mental. Lama-lama si ibu bisa menderita tekanan mental yang dapat menimbulkan stres berkepanjangan. Jadi fisik dan mental harus dipersiapkan dulu agar bila terjadi keguguran kembali, bisa dihadapi dengan lebih siap.Sebenarnya,bukan hanya ibu, dokter yang menanganinya pun akan ikut terbebani dan akan merasakan tekanan mental juga.Apalagi menghadapi pasangan yang sulit sekali punya anak.
Program hamil sebaiknya dilakukan di saat masa subur si wanita. Kalau siklus haidnya selalu 28 hari, maka masa suburnya adalah 14 hari sebelum mens berikutnya. Kalau siklusnya 30 hari, maka masa suburnya jatuh di hari ke-16, dihitung dari hari pertama menstruasi.
Tanda-Tanda Keguguran
Biasanya ditandai dengan keluarnya darah dari rahim lewat vagina. Ditambah, perut mulas yang menandakan telah terjadi kontraksi pada rahim. Bila sudah terjadi tanda-tanda demikian, nomor satu adalah istirahat dengan berbaring.Dalam kondisi apa pun dia harus tidur diam, setelah itu harus dibawa ke rumah sakit.Perlu diketahui, semua perdarahan, entah sedikit atau banyak, itu akan menjadi ancaman keguguran.
Selain itu, hubungan seks pada masa kehamilan, terutama pada kehamilan muda, sebaiknya tidak dilakukan jika didapatkan tanda-tanda akan terjadi keguguran ataupun pada mereka dengan riwayat abortus berulang.
Demikian mengenai Faktor Penyebab Keguguran yang Berulang Kali dan Tanda-Tandanya, semoga postingan kali ini bisa bermanfaat buat kalian semuanya dan dapat menambah informasi buat kalian.
Jika ingin cepat hamil, silahkan klik benner di bawah ini :
Disclaimer: Blog Dr OZ Indonesia tidak menjamin hasil tertentu sebagai hasil dari prosedur yang disebutkan di sini dan hasilnya dapat bervariasi dari orang ke orang. Topik di halaman ini termasuk teks, grafik, video dan bahan lain yang terkandung di situs ini adalah untuk tujuan informasi saja dan tidak harus diganti untuk saran medis profesional.
0 Response to "Faktor Penyebab Keguguran yang Berulang Kali dan Tanda-Tandanya"
Posting Komentar