Wanita hamil diwajibkan untuk memeriksakan kehamilan secara teratur. minimal sebaiknya ibu memeriksakan kehamilan sebanyak 3 kali, yakni masing-masing pada trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Namun bila merasa ada yang tidak nyaman, segeralah periksakan ke dokter. Pemeriksaan kehamilan panting agar ibu dapat mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, serta mengetahui kemungkinan penyakit atau kelainan pada kandungan.
Pre-Eklamsia
Saat melakukan pemeriksaan kandungan biasanya dokter juga akan mengecek tekanan darah dan urin ibu. Gunanya pemeriksaan tersebut ialah untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan yang terjadi pada kehamilan. Tekanan darah yang tinggi dan terdapat protein pada urin bisa mengarah pada kondisi yang disebut pre-eklamsia.
Pre-eklamsia didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urin setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu. Pre-eklamsia dapat terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal, dan tentunya wanita dengan tekanan darah tinggi lebih berisiko. Jika tidak segera ditangani pre-eklamsia dapat sangat berbahaya bagi ibu dan janinnya.
Tanda Dan Gejala Pre-Eklamsia
Berikut gejala yang biasa ditemui pada wanita hamil yang mengalami preeklamsia:
- Tekanan darah tinggi mencapai 140/90 atau lebih dan terdapat protein dalam urin
- Berat badan meningkat signifikan, misalnya lebih dari 1 kilo atau lebih dalam seminggu Pembengkakan di tangan, kaki, atau waJah terutama di sekitar mata yang timbul tiba-tiba.cara langsing cepat dan alami
- Nyeri pada perut biasanya pada bagian ulu hati
- Sakit kepala yang tidak kunjung hilang
- Penglihatan kabur
- Mual dan muntah (nausea) yang terjadi pada usia kehamilan tua
- Sesak napas (tanpa ada riwayat asma atau penyakit paru sebelumnya)
Pada kasus pre-eklamsla, belum tentu ibu mengalami semua gejala tersebut. Apabila ibu mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas segera temui dokter untuk konsultasi.
Penyebab Pre-eklamsia
Pre-eklamsia disebut juga dengan toksemia gravidarum karena diduga kondisi ini dlsebabkan adanya toksik (racun) dalam aliran darah ibu hamil. Toksik tersebut bisa berasal dari kekurangan suplai darah ke rahim, kerusakan pembuluh darah, serta problem dengan sistem imun.
Banyak teori yang dicetuskan seputar penyebab pre-eklamsia antara lain: adanya kerusakan pembuluh darah pada plasenta, very low density protein (VLDL) versus aktivitas antitoksin, faktor genetik, mal-adaptasi imun, radikal babas, inflames, serta defisiensi gizi dan lainnya, namun para peneliti belum bisa menentukan apa penyebab sebenarnya. Penyebab pasti preeklamsia belum diketahui atau biasa disebut dengan The Disease of Theories. Sampal saat ini para ahli masih berdebat tentang penyebab pasti pre-eklamsia, namun sebagian besar menduga bahwa penyebabnya dari plasenta disebabkan adanya disfungsi endotel. Adanya disfungsi endotel pembuluh darah pada plasenta tersebut menyebabkan terjadinya vasokontriksi dan iskemik pembuluh darah yang berakibat terjadinya peningkatan tekanan darah pada Ibu.Frekuensi penderitanya sekitar 3-10%, di mana frekuensi ini berbeda untuk setiap negara tergantung faktor sosio-ekonoml, jumlah ibu yang hamil untuk pertama kali (primigravida), dan kriteria diagnose.
Eklamsia dalam bahasa Yunani berarti halilintar, dikarenakan kondisi kejang pada ibu yang menderita pre-eklamsia dapat terjadi sangat cepat dan berbahaya seperti halilintar. Untuk itu pre-eklamsia harus ditangani dengan serius sebelum bertambah parah.
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pre-eklamsia
Aa beberapa hal yang dapat memengaruhi terjadinya pre-eklamsia, antara lain:
- Primigravida atau primipaternitas, yakni wanita yang hamil anak pertama
- Multiparitas, pre-eklamsia umum terjadi pada ibu yang sudah memiliki banyak anak atau pada kehamilan multlpel (kembar).
- Obesitas, risiko pre-eklamsia meningkat pada wanita yang mengalami obesitas.
- Usia yang ekstrim, hamil pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 20 tahun.
- Tekanan darah, wanita yang memitiki riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan lebih berisiko mengalami pre-eklamsia
- Diabetes, adanya riwayat diabetes dapat menIngkatkan risiko berkembangnya pre-eklamsia saat hamil.
- Makrosomia, yaitu bayi memiliki bobot yang besar, lebih dari 4000 gram
- Adanya riwayat kelainan auto imun, seperti lupus atau penyakit ginjal
- Pada riwayat kehamilan sebelumnya pernah mengalami pre-eklamsia
- Terkait reaksi imunologi, di mana ada kemungkinan bahwa sperma terkait dengan pre-eklamsia. Pria yang istrinya mengalami preeklamsla, jika menikah lagi maka istrinya tersebut dapat berisiko mengalami pre-eklamsia (hal ini masih merupakan perdebatan di kalangan ahli)
Bahaya Pre-eklamsia bagi Ibu dan bayi
Bahaya Bagi Ibu : Pre-eklamsia yang dialami ibu hamil, dapat meningkatkan risiko terjadinya cedera otak karena tingginya tekanan darah. Selain itu pre-eklamsia juga berkaitan dengan rusaknya ginjal dan fungsi hatI, menyebabkan masalah pembekuan darah, pengumpulan cairan di paru-paru. serta kejang kejang. Pada kasus yang parah apabila tidak segera ditanganI dapat menyebabkan kematian.
Bahaya Bagi Bayi : Pre-eklamsia pada ibu hamil, sangat berpengaruh janin yang dikandung, dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin, di mana janin tidak menerima asupan oksigen dan nutrisi dalam Jumlah yang cukup untuk tumbuh normal sesuai usianya. Selain itu pre-eklamsia juga dapat mengakibatkan abrupsi plasenta, di mana plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum bayi dilahirkan. Ketika hal inI terjadi, tindakan harus segera dilakukan, bayi harus segera dilahirkan. Hal inilah yang seringkali menyebabkan kelahiran prematur pada bayi (di bawah 37 minggu). Risiko bayi yang dilahirkan prematur adalah organ-organ tubuh yang belum berkembang optimal untuk dilahirkan, sehingga dapat berpotensi adanya masalah kesehatan. Sehingga biasanya perlu perawatan khusus.
Cara Mengatasi Pre-Eklamsia
Jika dokter telah mendiagnosa adanya pre-eklamsia pada kehamilan, maka ibu harus mendapatkan pengawasan dan perawatan untuk mencegah terjadinya eklamsia. Umumnya pre-eklamsia akan berakhir segera setelah ibu melahirkan. Oleh karena itu cars utama untuk mengatasi preeklamsla adalah dengan persalinan. Pengobatan yang bisa dilakukan dokter adalah memberi antihipertensif untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu ibu juga disarankan bed rest dan hanya melakukan sedikit kegiatan untuk menjaga tekanan darah hingga waktu persalinan tiba.
Pre-eklamsia | Eklamsia | Pospartum Eklamsia
Dari seluruh kehamilan kasus pre-eklamsia terjadi sekitar tidak sedikit. Terkadang pada kasus ini, wanita hamil yang mengalami preeklamsia terlihat sehat dan hanya menunJukkan gejala ringan. Oleh karena itu kebanyakan wanita tidak menggubris gejala tersebut. Padahal jika dibiarkan pre-eklamsia dapat lebih berbahaya dan meningkat menjadi eklamsia. Oleh sebab itu jika ibu hamil memiliki tekanan darah yang tinggi jangan dianggap biasa saja.
Eklamsia adalah kondisi kejang pada ibu hamil akibat serangan (seizure) pada sistem saraf yang disebabkan tingginya tekanan darah. Seizure merupakan periode terganggunya aktivitas otak yang menyebabkan dampak seperti kejang-kejang, pandangan kosong (blank), tidak tanggap dengan kondisi lingkungan sekitar, serta penurunan kewaspadaan.
Dampak seizure tersebut mirip dengan yang terjadi pada epilepsi. Kejang kejang yang dialami ibu hamil akibat eklamsia dapat mengancam keselamatan ibu dan janin, bahkan dapat menimbulkan kematian.
Segera setelah melahirkan, ibu juga bisa mengalami gejala seperti pre-eklamsia, kondisi itu disebut postpartum pre-eklamsia. Kebanyakan kasus postpartum pre-eklamsia terjadi sejak 48 jam hingga.
6 minggu pasca melahirkan. Kondisi ini juga membutuhkan penanganan medic karena jika dibiarkan dapat menyebabkan kejang dan komplikasi serius lainnya.
Cara Mencegah Pre-Eklamsia
Karena penyebab pre-eklamsia masih dalam penelitian, maka pencegahannya pun belum diketahui pasti. Tindakan preventif terbalk yaitu menjaga dan mempersiapkan kesehatan sebelum kehamilan, baik bagi ibu ataupun ayah. Selain itu ibu juga perlu istirahat yang cukup dengan diet makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh. Lengkapi juga asupan nutrisi dengan mengonsumsi pangan yang mengandung antikosidan, seperti vitamin C, B, D, dan beta karoten dan D, serta elemen logam seperti zinc dan magnesium. Dan terakhir jangan lupa melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Demikian mengenai Bahaya Dan Pencegahan Pre Eklamsia Pada Ibu Hamil, semoga artikel kali ini dapat bermanfaat buat kalian semuanya.
Disclaimer: Blog Dr OZ Indonesia tidak menjamin hasil tertentu sebagai hasil dari prosedur yang disebutkan di sini dan hasilnya dapat bervariasi dari orang ke orang. Topik di halaman ini termasuk teks, grafik, video dan bahan lain yang terkandung di situs ini adalah untuk tujuan informasi saja dan tidak harus diganti untuk saran medis profesional.
0 Response to "Bahaya Dan Pencegahan Pre Eklamsia Pada Ibu Hamil"
Posting Komentar