Penelitian yang dilakukan dari Stanford University School of Medicine membuktikannya dengan melakukan pemindaian otak pada 59 partisipan dengan rentang usia 9-17 tahun. Peneliti membagi mereka ke dalam dua kelompok.
Kelompok pertama terdiri atas 14 remaja perempuan dan 16 remaja laki-laki yang pernah mengalami sedikitnya satu kali stres berat atau trauma. Pembandingnya, 15 remaja perempuan dan 14 remaja laki-laki yang belum pernah mengalami trauma sama sekali.
Dari hasil studi ini terbukti, salah satu bagian dari insula milik para remaja yang pernah mengalami trauma, yaitu anterior circular sulcus mengalami perubahan ukuran dan volume. Bagian otak ini berperan penting dalam mengatur emosi dan empati.
Bedanya, remaja perempuan memiliki insula dengan ukuran yang lebih kecil ketimbang insula pada otak remaja laki-laki. Perubahan ukuran dan volume otak ini sendiri terjadi karena paparan stres jangka panjang.
"Ketika diserang PTSD, otak remaja perempuan sebenarnya mengalami penuaan lebih cepat sehingga dampaknya akan lebih buruk bila dibandingkan trauma pada remaja laki-laki," terang peneliti Dr Megan Klabunde seperti dilaporkan BBC.
Itulah sebabnya remaja perempuan lebih rentan mengalami PTSD daripada remaja laki-laki.
Di sisi lain temuan ini diharapkan dapat memberikan panduan tentang bagaimana memperlakukan atau mengobati PTSD pada remaja.
"Karena gejala trauma yang diperlihatkan berbeda-beda sehingga mereka sebaiknya ditangani dengan pendekatan yang berbeda," lanjut Klabunde.
Lagipula, lanjut Klabunde, ada sejumlah studi yang mengungkapkan bahwa tingginya tingkat stres seseorang dapat memicu pubertas dini, utamanya remaja perempuan. Dengan pendekatan yang berbeda, diharapkan pubertas dini juga dapat dicegah.
Perlu diketahui bahwa sejumlah gejala PTSD yang lazim ditemui antara lain:
- munculnya kilas balik dari peristiwa dan mimpi buruk
- enggan mengingat kejadian kembali
- mudah cemas dan sulit rileks
- susah tidur
- gangguan makan
Tak jadi soal bila gejala ini hanya berlangsung beberapa pekan saja. Namun perlu diwaspadai jika gejalanya terus berlangsung hingga sebulan lebih dan baiknya segera dikonsultasikan ke dokter.
Demikian Ini Sebabnya Remaja Perempuan Lebih Menderita Karena Trauma, semoga postingan kali ini bisa bermanfaat buat kalian semuanya.
Disclaimer: Blog Dr OZ Indonesia tidak menjamin hasil tertentu sebagai hasil dari prosedur yang disebutkan di sini dan hasilnya dapat bervariasi dari orang ke orang. Topik di halaman ini termasuk teks, grafik, video dan bahan lain yang terkandung di situs ini adalah untuk tujuan informasi saja dan tidak harus diganti untuk saran medis profesional.
0 Response to "Ini Sebabnya Remaja Perempuan Lebih Menderita Karena Trauma"
Posting Komentar