Penelitian yang di pimpin oleh John Hpkins Bloomberg School of Public Health, tim peneliti menganalisis data survey Nasional Penggunaan Obat dan Kesehatan pada remaja dan dewasa mudah tahun 2005--2014 untuk melihat tren depresi.
Depresi umumnya terjadi ketika seseorang mengalami perubahan suasana hati yang drastis, merasa tertekan, kehilangan minat, atau kesenagan dalam aktivitas sehari-hari, secara konsisten selama minimal dua minggu.
Peserta penelitian terdiri dari 176.245 remaja berusia 12 sampai 17 tahun dan 180.459 orang dewasa berusia 18 sampai 25 tahun. Peserta diberitahi apa saja gejala depresi dan diminta untuk melaporkan apakah mereka penah mengalami salah satu dari gejala di tahun sebelumnya.
Laporana mengungkapkan pada tahun 2005, ada sekitar 8,7 persen remaja pernah mengalami depresi selama satu tahun terkakhir, dengan angka yang meningkat menjadi 11,3 persen di tahun 2014.
Diantara gadis-gadis remaja, angka ini bahkan lebih tinggi, naik dari 13,1 persen pada tahun 2005 dan menjadi 17,3 persen pada tahun 2014.
Meskipun temuan ini hanya di dasarkan pada laporan diri bukan pada diagnosa klinis, yang mungkin saja dapat memiliki kesalahan, hasilnya tetap mengkhawatirkan.
Pemimpin peneliti Ramin MOjtabai berkomentar, " Ini menunjukan kepada kita bahwa semakin banyak remaja yang tidak mendapat penanganan depresi dengan baik,"
"Kita, khususnya orangtua, perlu membuat beberpata terobosan baru dalam perawata kesehatan mental untuk populasi ini. Sangat penting untuk menemukan cara dan membantu remaja mengelola depresi mereka secara sehat,"
Meskipun tim peneliti tidak yakin tentang apa yang menyebabkan kenaikan tingkat angka depresi, terutama di kalangan gadis-gadis muda, mereka meyebutkan penggunaan ponsel secara berlebihan biisa menjadi salah satu penyebab utama terjadi peningkatan depresi.
Penggunaa Hp yang tidak sehat di kalangan remaja telah dikaitkan dengan perasaan depresi akibat potensi cuberbullying melalui ponsel, khususnya di kalangan remaja perempuan yang menggunakan ponsel lebih sering dan intesif ketimbang remaja laki-laki.
Demkian mengenai Ponsel Tingkatkan Risiko Depresi pada Wanita, semoga postingan kali ini bisa bermanfaat buat kalian semuanya.
Disclaimer: Blog Dr OZ Indonesia tidak menjamin hasil tertentu sebagai hasil dari prosedur yang disebutkan di sini dan hasilnya dapat bervariasi dari orang ke orang. Topik di halaman ini termasuk teks, grafik, video dan bahan lain yang terkandung di situs ini adalah untuk tujuan informasi saja dan tidak harus diganti untuk saran medis profesional.
0 Response to "Ponsel Tingkatkan Risiko Depresi pada Wanita"
Posting Komentar