Nah, salah satu makanan yang seringkali di salah artikan sebagai pemicu kanker payudara karena dalam kedelai mengandung senyawa isofflavonnya. Senyawa ini diklaim dapat merangsang pertumbuhan sel sel kanker payudara, bahkan menggangu proses pengobtan kanker yang sedang berlangsung.
Namun di satu sisi ada pula riset yang mengatakan kedelai adalah makanan yang dianjurkan dikonsumsi untuk pasien kanker payudara. Lantas mana yang benar?
Kemudian tim peneliti dari Tufts University yang kemudian membuktikan bahwa makan kedelai pada pasien wanita yang menderita kanker payudara tidak memiliki bahaya sama sekali.
Hal ini dibuktikan dengan peneltian dari pengamatan data dari 6200 wanita yang terdiagnosis beberapa jenis kanker payudara (baik yang dipicu hormon estrogen ataupun tidak) dan pola makan. Para peneliti juga mempertimbangkan jenis pengobatan kanker yang mereka sedang lakukan untuk meliha apakah asupan kedelai bisa berpengaruh terhadap respon pengobatan yang sedang berlangsung.
Dan mempunyai hasil, wanita yang makan lebih banyak kedelai (berkisaran setengah hingga satu porsi kedelai dalam sepekan) berpeluang 21 persen lebih kecil untuk meninggal karena faktor apapun dalam kurun 9 tahun ketika studi berlangsung. Seperti dikutip dari time.com
Tingkat kematian terendah memang tercatat pada wanita dengan kanker payudara yang tidak dipicu estrogen. Kendati begitu, pada pasien dengan kanker payudara yang pice estrogen juga tidak dilaporkan adanya peningkatan risiko kematian walaupun risio kematian juga tidak menurun.
Untuk studi yang dilakukan para penelti belum menyarankan kedelai sebagai asupan untuk mencegah kekambuhan, tetapi para peniliti juga tidak menyarankan agar mereka menghindari kedelai sama sekali.
Kedelai sering kali dituduh penyebab munculnya kanker payudara karena isoflavonnya yang mirip dengan estrogen. Namun estrogen yang terdapat pada kedela memiliki kinerja yang lebih lemah dari estrogen yang memicu kanker.
Ssejumlah studi juga menunjukkan kalau estrogen dari kedelai ini mampu mendesak estrogen pemicu kanker sel sel kanker di payudara keluar dari tubuh.
Dr Yoon Sim dari National Cancer Centre Singapore mengingatkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah penderita kanker payudara di Asia, utama pada pasien muda, yaitu dalam rentang usia 30 sampai 39 tahun.
Jumlah pasien muda dari Asia lebih tinggi dibandingkan dengan US. Padahal data yang sama juga terlihat insiden kanker payudara pada kelompok umur lain, yaitu 49 sampai 49, 50 sampai 59 dan 60 sampai 70 tahun tetap didominasi oleh AS atau negara negara barat. Namun dengan meningkatkan jumlah pasien kanker payudara muda, ini berarti faktor risiko utama kanker tak lagi menopause.
Bila menopause tidak lagi begitu relevan, maka risiko kanker payudara bisa jadi lebih besar, dan bisa dipicu oleh apapun juga. Dengan kata lain, siapapun bisa terserang kanker payudara, tak peduli apakah memiliki faktor genetik atau lebih banyak terpapar faktor lingkungan.
Demikian mengenai Studi: Makan Kedelai Bisa Memperpanjang Umur Pasien Kanker Payudara, semoga postingan kali ini bisa bermanfaat buat kalian semuanya.
Disclaimer: Blog Dr OZ Indonesia tidak menjamin hasil tertentu sebagai hasil dari prosedur yang disebutkan di sini dan hasilnya dapat bervariasi dari orang ke orang. Topik di halaman ini termasuk teks, grafik, video dan bahan lain yang terkandung di situs ini adalah untuk tujuan informasi saja dan tidak harus diganti untuk saran medis profesional.
0 Response to "Studi: Makan Kedelai Bisa Memperpanjang Umur Pasien Kanker Payudara"
Posting Komentar