Pada sebagian masyarakat, terdapat kepercayaan bahwa sering mencukur dapat membuat kumis dan jenggot lebih tebal. Benarkah demikian?
Pertumbuhan kumis dan jenggot pada pria disebabkan oleh faktor hormonal dan genetik. Setelah seorang pria mengalami pubertas, terjadi lonjakan hormon testosteron dan androgen. Hormon-hormon ini memengaruhi perkembangan ciri seksual sekunder termasuk pertumbuhan kumis dan jenggot. Pertumbuhan kumis dan jenggot pertama kali tumbuh pada pria usia remaja dan berhenti setelah beberapa tahun setelah pubertas. Pola pertumbuhan kumis, jumlah, kelebatan, dan ketebalan jenggot dan kumis ditentukan oleh faktor genetik dan ras.
Anggapan mengenai sering mencukur dapat meningkatkan ketebalan kumis dan jenggot ternyata sudah diteliti oleh peneliti di beberapa negara sejak lama. Hasil penelitiannya ternyata tidak sesuai dengan pernyataan yang beredar dalam masyarakat selama ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi mencukur dengan pertambahan ketebalan/kelebatan kumis dan jenggot. Lantas, mengapa dalam masyarakat ada mitos demikian?
Hal ini terutama terjadi karena adanya koinsiden, di mana banyak remaja yang sedang mengalami pubertas yang mencukur kumis/jenggot dan lama-kelamaan terlihat kumis dan jenggotnya semakin menebal. Padahal, hal tersebut terjadi bukan karena mencukur tapi memang karena pada remaja sedang terjadi lonjakan hormon testosteron dan androgen yang menyebabkan pertumbuhan rambut pada wajah sebagai salah satu tanda pubertas. Jika remaja tersebut tidak mencukur rambut pada wajahnya, kecepatan ketebalan kumis dan jenggot pada remaja tersebut akan tetap sama karena faktor hormonal dan genetiklah yang memengaruhi ketebalan kumis dan jenggot.
Kedua, hal ini dapat terjadi karena setelah mencukur, pertumbuhan kumis dan jenggot lebih terlihat dibandingkan pertumbuhan kumis dan jenggot saat sudah panjang. Jika kumis dan jenggot dicukur bersih, pertumbuhan rambut sedikit saja dapat membuat seseorang lebih menyadarinya karena kulit tempat kumis dan jenggot tumbuh akan tampak langsung keabu-abuan. Selain itu, kumis dan jenggot yang baru tumbuh terasa lebih kasar karena posisinya yang sedang tegak tumbuh.
Namun, bayangkan jika kumis dan jenggot sudah berukuran 2 cm, maka pertambahan panjang setiap harinya tidak akan terlihat begitu nyata oleh seseorang. Selain itu, kumis dan jenggot yang sudah agak panjang terasa lebih lembut karena posisinya yang tidak setegak posisi saat baru tumbuh. Hal ini menyebabkan timbulnya anggapan bahwa mencukur kumis dan jenggot dapat mempercepat pertumbuhan kumis dan jenggot.
Oleh karena itu, Anda tidak perlu khawatir dalam mencukur kumis dan jenggot asalkan Anda mencukurnya dengan cara yang benar.
sumber : klikdokter
Demikian mengenai Sering Dicukur Bikin Kumis Lebih Tebal?, semoga postingan kali ini bisa bermanfaat buat kalian semuanya.
Disclaimer: Blog Dr OZ Indonesia tidak menjamin hasil tertentu sebagai hasil dari prosedur yang disebutkan di sini dan hasilnya dapat bervariasi dari orang ke orang. Topik di halaman ini termasuk teks, grafik, video dan bahan lain yang terkandung di situs ini adalah untuk tujuan informasi saja dan tidak harus diganti untuk saran medis profesional.
0 Response to "Sering Dicukur Bikin Kumis Lebih Tebal?"
Posting Komentar