Kecerdasaan secara kognitif memang dibuthkan agar aak dapat menyerap informasi baru, tapi begaimana ilmu yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari, sangat ditentukan oleh kecerdasan emosinya (emotional intelligence/EQ).
Jadi anak tak hanya pintar secara text book, tapi juga tahu bagaimana yang tepat diaplikasikan di dunia nyata. Misalnya, tahu bagaimana berinteraksi dengan lingkungan sosial, tahu apa yang haru dilakuka saat temannya sedang sedih atau kesulitan.
Seorang anak disebut sebagai anak pintar atau hebat adalah jika mereka memiliki kecerdasan otak dan emosional secara optimal. Beberapa negara maju menunjukkan fakta, kalau kecerdasan intelektual yang membawa pengusaha ekonomi, ilmu, dan teknologi global tidak menjamin kebahagiaan rakyatnya. Jumlah pengidap stres, depresi, dan pelaku bunuh diri tetap sangat tinggi.
Oleh karena itu, di banyak negara maju, kecerdasaan emosional lebih dianggap penting untuk masa depan anak yang lebih baik. Penelitian juga mengukapkan, EQ mempredikso 54 presen dalam variasi kesuksesan, mulai dari kesehatan, kualitas hidup, sampai hubungan dengan orang lain.
Data juga menyimpulkan kalau oraang mudah yang memiliki EQ tinggi cenderung mendapat peringat lebih tinggi, menempuh pendidikan lebih tinggi dan mampu membuat pilihan sehat.
Sebenarnya kecerdasaan emosional atau EQ bisa dikembangkan pada anak dengan cara sederhana. Keluarga utama dan pertama untuk memulainya.
Di lingkuan keluarga, orangtua bisa memberi contoh bagaiman cara yang tepat memperlakukan orang lain, misalnya lewat perlakuan ayah kepada ibunya atau sebaliknya, dari orangtua ke anak dan bagaimana memperlakukan asisten rumah tangga.
Di lingkungan yang lebih luas, anak bisa belajar bagaiman berinteraksi dengan tetangga, di lingkungan sekolah dengan guru, teman-temannya, dan lain sebagainya.
Daniel Goleman dalambukunya Emotional Intelligence: Why it Can Matter More than IQ, mengungkapkan elemen apa saja yang berkontribusi dalam kesuksesan seseorang, terutama dalam kecerdasaan emosionalnya.
Elemen yang dimaksud Goleman antara lain: mengenali emosi yang sedang terjadi padanya, mampu mengatur dan mengendalikan reaksi emosi, mengenali apa yang penting dalam hidup, memahami emosi orang lain dan membanngun ikatan sosial.
Demikian mengenai Bekali Anak dengan Kecerdasan Emosi, untuk Masa Depannya Lebih Baik, semoga postingan kali ini bisa bermanfaat buat kalian semuanya
Disclaimer: Blog Dr OZ Indonesia tidak menjamin hasil tertentu sebagai hasil dari prosedur yang disebutkan di sini dan hasilnya dapat bervariasi dari orang ke orang. Topik di halaman ini termasuk teks, grafik, video dan bahan lain yang terkandung di situs ini adalah untuk tujuan informasi saja dan tidak harus diganti untuk saran medis profesional.
0 Response to "Bekali Anak dengan Kecerdasan Emosi, untuk Masa Depannya Lebih Baik"
Posting Komentar